Semua itu bermulai
Sekarang saya berada di Korea (Pusan National University) untuk S2. Sebetulnya ada dua pilihan saya bisa pilih yaitu, S2 saja atau Integrated (lulus langsung dapat gelar Doktor / S3). Saya bukan mahasiswa penerima beasiswa korea KGSP (beasiswa Korean Goverment Scolarship)(Beasiswa paling 'enak' diseantero pendatang yang studi di Korea), tetapi saya tetap menjadi mahasiswa beasiswa kok :D. Beasiswa Professor lebih tepatnya. Lebih tepatnya lagi, ini bukan beasiswa, tapi kerja menjadi Asisten Professor untuk riset2nya dan kita bayar uang spp kita dari gaji kita itu. Teman-teman lain menyebutnya ya beasiswa korea S2 2019.
Semua ini bermula dari "pressure" ayah saya untuk mencoba semua lowongan fresh graduate yang terbuka. Ada satu "lowongan pekerjaan" yang menurut saya menarik, karena 1. Professor saya sekarang memiliki ranah yang sama seperti saya sewaktu di ITS yaitu Big Data & Database, 2. Saya menjadi orang Indonesia satu satunya di Lab (karena di waktu yang sama, ada juga professor dari lab sebelah, yang juga membuka lowongan), 3. Tes untuk menjadi bagian dari Lab (tes yang diberikan oleh professor saya) sangat mudah.
Oh iya, FYI, professor saya bernama Hong BongHee (홍봉희), dan lab beliau adalah BigData & Database ( http://dblab.pusan.ac.kr ). Sebetulnya saya juga agak bingung dengan sistem "nama lab" dan "ranah penelitian". Karena di awal semester saya ditekan beliau untuk belajar "File System". Anehnya lagi, pendekatan untuk "File System" kali ini adalah menggunakan C++, bukan Linux yang berlandaskan Bash :v. Masuk akal? saya rasa tidak. Berikut bukunya:
Oh iya, lanjut kembali ke topik ya, mengapa saya bisa "terdampar" disini. Jadi sewaktu saya masih bekerja di perusahaan lama, saya juga menghubungi Prof Hong (prof saya sekarang) pada bulan Agustus/September. Saya bertanya mengenai apakah saya bisa "bergabung" di lab beliau. Dan beliau memberi balasan berikut:
Kemudian beliau memberi tugas, yaitu mengerjakan soal C++ via email "saja" dan tidak memberikan batas deadline (._."). Berhubung soalnya sangat mudah, saya mengerjakannya dengan waktu yang lumayan cepat (saya terima soal pagi, saya kirim jawaban malam :v). Saya butuh waktu seharian karena di hari itu saya masih berstatus "pegawai" di perusahaan sebelumnya. Soal mudah seperti apa sih? hanya mengimplementasi fungsi "penjumlahan, pengurangan, dan perkalian matriks" yang belum selesai. Iya hanya itu saja. Dan soal dikirim - dikumpulkan via email (bukan online judgement) (._."). Berikut cupikan soalnya:
Laluuuuuu, setelah saya selesaikan, saya kumpulkan lagi via email deh malamnya. Eh, langusng dibalas seperti ini :
Bingung? iya, Diterima? tidak tahu, itu lah yang pertama kali saya rasakan hingga H+2 dari tugas saya dijawab, saya baru sadar akan baris ke 2 dari email beliau (bukan berarti selama 2 hari saya pingsan). Maklum, waktu itu saya sedang hetic-heticnya perusahaan lama (karena persiapan produk yang kita kerjakan akan di pamerkan :v). Yaaa, mulailah saya mengerjakan semua hal yang harus dipersiapkan (dokumen-dokumen pendaftaran PNU, dan tes TOEFL juga :v). Mengisi form, meminta ttd (via email dan scan) yang disamping itu saya juga melakukan rutinitas "pegawai hetic", ya walaupun di sisi lain ingin pindah pekerjaan baru.
Untuk diperhatikan, waktu itu saya mengikuti TOEFL di UNAIR surabaya (faktor biaya yang lebih murah :v). Tes TOEFL di Unair adalah rekomendasi dari teman saya (yang berangkat 1 semester sebelum saya). Dia bilang kalau Tes di situ tidak apa-apa kok, masih bisa diterima nilai bahasa inggrisnya. Bagi saya yang terpentig itu, justru nilainya sih. Karena nilai TOEFL minimal 550 untuk mendapatkan 50% potongan Admission pertama (ini perlu modal :"). Setelah hasilnya keluar, saya kirim itu sertifikat saya (sebetulnya saya dapat 530 sih :", karena kata professornya bilang tidak apa-apa). Kembali ke masalah penting, ternayata jaman teman saya dan saya berbeda. Di jaman teman saya, semua "foreigner" mendapat potongan Admission 50%. Sedangkan di jaman saya, hanya TOEFL-iBT yang diterima sebagai nilai TOEFL :". Di semester ini kita berangkat ber 3 (dari ITS semua), saya dan 1 teman saya menggunakan TOEFL yang sama (sama-sama di UNAIR, cuma dia tes sebelum saya dan nilainya 550). Setelah berkas tiba di Korea, ternyata saya dan teman saya ini tidak mendapat 50% potongan admission. Ya mulailah drama pinjam2 uang buat modal :".
mungkin sekian yang bisa saya sampaikan. Ada banyak drama juga sebetulnya setelah ini. karena alurnya begini, bermula dari "keterima" -> mengurus berkas-berkas -> ijazah dan transkrip harus di "apostile" di kedubes Korea (yang di jakarta) -> mengirim hasil apostile tersebut ke PNU Korea -> bikin visa pelajar -> baru lah berangkat. Panjang juga ya (._."). Akan saya update tentang pengalaman saya, karena entah mengapa, ada saja drama dalam setiap tahap yang saya lalui :"
Terimakasih telah membaca blog saya~
Semua ini bermula dari "pressure" ayah saya untuk mencoba semua lowongan fresh graduate yang terbuka. Ada satu "lowongan pekerjaan" yang menurut saya menarik, karena 1. Professor saya sekarang memiliki ranah yang sama seperti saya sewaktu di ITS yaitu Big Data & Database, 2. Saya menjadi orang Indonesia satu satunya di Lab (karena di waktu yang sama, ada juga professor dari lab sebelah, yang juga membuka lowongan), 3. Tes untuk menjadi bagian dari Lab (tes yang diberikan oleh professor saya) sangat mudah.
Oh iya, FYI, professor saya bernama Hong BongHee (홍봉희), dan lab beliau adalah BigData & Database ( http://dblab.pusan.ac.kr ). Sebetulnya saya juga agak bingung dengan sistem "nama lab" dan "ranah penelitian". Karena di awal semester saya ditekan beliau untuk belajar "File System". Anehnya lagi, pendekatan untuk "File System" kali ini adalah menggunakan C++, bukan Linux yang berlandaskan Bash :v. Masuk akal? saya rasa tidak. Berikut bukunya:
Oh iya, lanjut kembali ke topik ya, mengapa saya bisa "terdampar" disini. Jadi sewaktu saya masih bekerja di perusahaan lama, saya juga menghubungi Prof Hong (prof saya sekarang) pada bulan Agustus/September. Saya bertanya mengenai apakah saya bisa "bergabung" di lab beliau. Dan beliau memberi balasan berikut:
Kemudian beliau memberi tugas, yaitu mengerjakan soal C++ via email "saja" dan tidak memberikan batas deadline (._."). Berhubung soalnya sangat mudah, saya mengerjakannya dengan waktu yang lumayan cepat (saya terima soal pagi, saya kirim jawaban malam :v). Saya butuh waktu seharian karena di hari itu saya masih berstatus "pegawai" di perusahaan sebelumnya. Soal mudah seperti apa sih? hanya mengimplementasi fungsi "penjumlahan, pengurangan, dan perkalian matriks" yang belum selesai. Iya hanya itu saja. Dan soal dikirim - dikumpulkan via email (bukan online judgement) (._."). Berikut cupikan soalnya:
Laluuuuuu, setelah saya selesaikan, saya kumpulkan lagi via email deh malamnya. Eh, langusng dibalas seperti ini :
Bingung? iya, Diterima? tidak tahu, itu lah yang pertama kali saya rasakan hingga H+2 dari tugas saya dijawab, saya baru sadar akan baris ke 2 dari email beliau (bukan berarti selama 2 hari saya pingsan). Maklum, waktu itu saya sedang hetic-heticnya perusahaan lama (karena persiapan produk yang kita kerjakan akan di pamerkan :v). Yaaa, mulailah saya mengerjakan semua hal yang harus dipersiapkan (dokumen-dokumen pendaftaran PNU, dan tes TOEFL juga :v). Mengisi form, meminta ttd (via email dan scan) yang disamping itu saya juga melakukan rutinitas "pegawai hetic", ya walaupun di sisi lain ingin pindah pekerjaan baru.
Untuk diperhatikan, waktu itu saya mengikuti TOEFL di UNAIR surabaya (faktor biaya yang lebih murah :v). Tes TOEFL di Unair adalah rekomendasi dari teman saya (yang berangkat 1 semester sebelum saya). Dia bilang kalau Tes di situ tidak apa-apa kok, masih bisa diterima nilai bahasa inggrisnya. Bagi saya yang terpentig itu, justru nilainya sih. Karena nilai TOEFL minimal 550 untuk mendapatkan 50% potongan Admission pertama (ini perlu modal :"). Setelah hasilnya keluar, saya kirim itu sertifikat saya (sebetulnya saya dapat 530 sih :", karena kata professornya bilang tidak apa-apa). Kembali ke masalah penting, ternayata jaman teman saya dan saya berbeda. Di jaman teman saya, semua "foreigner" mendapat potongan Admission 50%. Sedangkan di jaman saya, hanya TOEFL-iBT yang diterima sebagai nilai TOEFL :". Di semester ini kita berangkat ber 3 (dari ITS semua), saya dan 1 teman saya menggunakan TOEFL yang sama (sama-sama di UNAIR, cuma dia tes sebelum saya dan nilainya 550). Setelah berkas tiba di Korea, ternyata saya dan teman saya ini tidak mendapat 50% potongan admission. Ya mulailah drama pinjam2 uang buat modal :".
mungkin sekian yang bisa saya sampaikan. Ada banyak drama juga sebetulnya setelah ini. karena alurnya begini, bermula dari "keterima" -> mengurus berkas-berkas -> ijazah dan transkrip harus di "apostile" di kedubes Korea (yang di jakarta) -> mengirim hasil apostile tersebut ke PNU Korea -> bikin visa pelajar -> baru lah berangkat. Panjang juga ya (._."). Akan saya update tentang pengalaman saya, karena entah mengapa, ada saja drama dalam setiap tahap yang saya lalui :"
Terimakasih telah membaca blog saya~
Comments
Post a Comment