Bagaimana rasanya Ramadhan di Busan?
Assaslamualaikum Wr.Wb.
Haloooo. Lama kita tidak berjumpa :D
Sekarang saya ingin bercerita tentang Ramadhan. Taukah kamu, Busan maupun Korea Selatan merupakan negara dengan jumlah muslim minoritas (kata teman saya dari korea, kalau semua Muslim korea selatan dikumpulkan, mungkin satu kota Busan masih memiliki ruang untuk orang lain). Ya, kira kira se sedikit itu lah T.T. Karena sedikitnya jumlah muslim di Korea, jumlah makanan Halal juga tidak bisa dibeli dengan mudah seperti di Indonesia.
Baiklah kembali ke topik Ramadhan, beberapa tahun belakang Ramadhan di Busan jatuh pada musim Panas / Summer. Summer berarti waktu matahari "muncul" jauh lebih lama daripada bulan :D. Untuk perbandingan, Pada tahun saya menulis blog ini, waktu yang dibutuhkan dari sahur hingga berbuka kira kira 16 jam loh. Logikanya, waktu subuh itu datang beberapa puluh menit sebelum matahari terbit, dan matahari terbenam itu adalah di waktu maghrib. Ini nih, saya lampirkan juga time-table jadwal sholat di Busan selama Ramadhan.
"Ramadhan in Busan is quiet easy" kata senior saya dari Pakistan. Hehehe, ingat ya posisi kami itu Reasearch Assistant dan Mahasiswa Master, bukan buruh kasar perusahaan. Memang tidak begitu susah karena:
1. Dibandingkan Surabaya, hembusan angin di Busan itu angin yang dingin (teman-teman lab hanya mengenakan kaos atau kemeja saja waktu berada di lab, sedangkan saya masih mengenakan mantel dari ayah saya yang seharusnya dipakai untuk winter + jaket dalam mantel :D)
2. Laboratorium Pusan National University dilengkapi dengan Thermostat yang nyambung dengan antara AC di musim panas, atau Penghangat ruangan di musim dingin
3. Waktu kita habis, rata-rata untuk mengerjakan tugas di depan komputer saja (ya namanya juga mahasiswa)
4. Apabila professor mudah diajak negosiasi masalah waktu formal Lab (Alhamdulillah professor saya -- Hong BongHee -- setuju untuk membiarkan kita pulang lebih awal dengan syarat :D) ya berarti setelah jam Lab, bisa langsung pulang deh untuk buka, teraweh atau lainnya
Ini nih gambar untuk poin ke 2:
Yang menarik lagi, mahasiswa Muslim Korea biasanya melakukan buka bersama di masjid terdekat (Mahasiswa PNU biasanya pergi ke Masjid Dusil). Dan ketika tiba di masjid, definisi Ramadhan semakin terasa. Kita duduk bersebelahan dengan muslimin lainnya untuk menunggu waktu berbuka puasa. Setelah berbuka, kita melaksanakan sholat maghrib. Nah ini nih yang ditunggu. Setelah sholat maghrib "Berkah Ramadhan" muncul :D. Makan besar yang memang di desain untuk bersama. Satu piring besar biasanya dihabiskan untuk 5 orang. Biasanya karena sedikit pengunjung, bisa jadi satu piring hanya untuk 3 orang saja loh . . . Berkah, tapi kalo kekenyangan tidak bisa lanjut tarawih T.T
Taukah kalian, di masjid ini ada daftar "volunteer" yang akan masak untuk masjid. Dengan cara inilah kita menebak-nebak menu apa yang akan disajikan di hari itu.
Kebetulan waktu itu saya lihat jadwal ternyata orang Pakistan yang menjadi volunteer. Seperti inilah iftar yang mereka sediakan. Ada gorengan itu (gatau nyebutnya apa), dan minuman warna merah yang dikira teman2 mahasiswa Indo adalah marjan, ternyata bukan. Baru iftar loh ya, belum Dinner :D
Ini nih Dinner yang mereka sediakan untuk ummat. Wah hari ini kita dapatnya nasi kotak untuk masing masing orang, tidak seperti biasanya ._. . Nasi beriyani (pakai beras pakistan yang agak panjang :") plus ada ayam tenggelam di dalamnya. Mereka juga menyediakan side dish nih. Kalau bahasa inggrisnya "Custard". isinya ada anggur, semangka, apel, dan roti. Dan baru kali ini loh, teman-teman Indonesia merasa "kekenyangan". Biasanya kita berkumpul (ukurannya 1 piring besar untuk 5 orang) dan kita habiskan 1 piring tersebut hanya dengan 4 atau bahkan 3 orang saja . Ya karena Dinnernya seukuran porsi Pakistan, wkwkwk.
Lanjut nih, setelah makan besar, barulah kita menunggu untuk sholat isya + tarawih. Biasanya pula, di waktu ini beberapa Jamaah memilih untuk tarawih di rumah. Mengapa? Sederhana sih, "tugas dari professor belum kelar T.T, dan professor minta secepatnya". Hehehe, ya karena awal semester ini Professor saya belum memberikan topik, ya saya manfaatkan lah untuk sepenuhnya belajar dan kalau ada waktu ya ditambah amalan sunnahnya (seperti ikut tarawih) :D.
Ya mungkin sekian yang bisa saya sampaikan, beberapa gambar sedang saya kumpulkan karena yaaa, saya bukan orang yang ahli di bidang fotografi, hehehe. Sampai ketemu di artikel berikutnya ya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Haloooo. Lama kita tidak berjumpa :D
Sekarang saya ingin bercerita tentang Ramadhan. Taukah kamu, Busan maupun Korea Selatan merupakan negara dengan jumlah muslim minoritas (kata teman saya dari korea, kalau semua Muslim korea selatan dikumpulkan, mungkin satu kota Busan masih memiliki ruang untuk orang lain). Ya, kira kira se sedikit itu lah T.T. Karena sedikitnya jumlah muslim di Korea, jumlah makanan Halal juga tidak bisa dibeli dengan mudah seperti di Indonesia.
Baiklah kembali ke topik Ramadhan, beberapa tahun belakang Ramadhan di Busan jatuh pada musim Panas / Summer. Summer berarti waktu matahari "muncul" jauh lebih lama daripada bulan :D. Untuk perbandingan, Pada tahun saya menulis blog ini, waktu yang dibutuhkan dari sahur hingga berbuka kira kira 16 jam loh. Logikanya, waktu subuh itu datang beberapa puluh menit sebelum matahari terbit, dan matahari terbenam itu adalah di waktu maghrib. Ini nih, saya lampirkan juga time-table jadwal sholat di Busan selama Ramadhan.
"Ramadhan in Busan is quiet easy" kata senior saya dari Pakistan. Hehehe, ingat ya posisi kami itu Reasearch Assistant dan Mahasiswa Master, bukan buruh kasar perusahaan. Memang tidak begitu susah karena:
1. Dibandingkan Surabaya, hembusan angin di Busan itu angin yang dingin (teman-teman lab hanya mengenakan kaos atau kemeja saja waktu berada di lab, sedangkan saya masih mengenakan mantel dari ayah saya yang seharusnya dipakai untuk winter + jaket dalam mantel :D)
2. Laboratorium Pusan National University dilengkapi dengan Thermostat yang nyambung dengan antara AC di musim panas, atau Penghangat ruangan di musim dingin
3. Waktu kita habis, rata-rata untuk mengerjakan tugas di depan komputer saja (ya namanya juga mahasiswa)
4. Apabila professor mudah diajak negosiasi masalah waktu formal Lab (Alhamdulillah professor saya -- Hong BongHee -- setuju untuk membiarkan kita pulang lebih awal dengan syarat :D) ya berarti setelah jam Lab, bisa langsung pulang deh untuk buka, teraweh atau lainnya
Ini nih gambar untuk poin ke 2:
Yang menarik lagi, mahasiswa Muslim Korea biasanya melakukan buka bersama di masjid terdekat (Mahasiswa PNU biasanya pergi ke Masjid Dusil). Dan ketika tiba di masjid, definisi Ramadhan semakin terasa. Kita duduk bersebelahan dengan muslimin lainnya untuk menunggu waktu berbuka puasa. Setelah berbuka, kita melaksanakan sholat maghrib. Nah ini nih yang ditunggu. Setelah sholat maghrib "Berkah Ramadhan" muncul :D. Makan besar yang memang di desain untuk bersama. Satu piring besar biasanya dihabiskan untuk 5 orang. Biasanya karena sedikit pengunjung, bisa jadi satu piring hanya untuk 3 orang saja loh . . . Berkah, tapi kalo kekenyangan tidak bisa lanjut tarawih T.T
Taukah kalian, di masjid ini ada daftar "volunteer" yang akan masak untuk masjid. Dengan cara inilah kita menebak-nebak menu apa yang akan disajikan di hari itu.
Kebetulan waktu itu saya lihat jadwal ternyata orang Pakistan yang menjadi volunteer. Seperti inilah iftar yang mereka sediakan. Ada gorengan itu (gatau nyebutnya apa), dan minuman warna merah yang dikira teman2 mahasiswa Indo adalah marjan, ternyata bukan. Baru iftar loh ya, belum Dinner :D
Ini nih Dinner yang mereka sediakan untuk ummat. Wah hari ini kita dapatnya nasi kotak untuk masing masing orang, tidak seperti biasanya ._. . Nasi beriyani (pakai beras pakistan yang agak panjang :") plus ada ayam tenggelam di dalamnya. Mereka juga menyediakan side dish nih. Kalau bahasa inggrisnya "Custard". isinya ada anggur, semangka, apel, dan roti. Dan baru kali ini loh, teman-teman Indonesia merasa "kekenyangan". Biasanya kita berkumpul (ukurannya 1 piring besar untuk 5 orang) dan kita habiskan 1 piring tersebut hanya dengan 4 atau bahkan 3 orang saja . Ya karena Dinnernya seukuran porsi Pakistan, wkwkwk.
Lanjut nih, setelah makan besar, barulah kita menunggu untuk sholat isya + tarawih. Biasanya pula, di waktu ini beberapa Jamaah memilih untuk tarawih di rumah. Mengapa? Sederhana sih, "tugas dari professor belum kelar T.T, dan professor minta secepatnya". Hehehe, ya karena awal semester ini Professor saya belum memberikan topik, ya saya manfaatkan lah untuk sepenuhnya belajar dan kalau ada waktu ya ditambah amalan sunnahnya (seperti ikut tarawih) :D.
Ya mungkin sekian yang bisa saya sampaikan, beberapa gambar sedang saya kumpulkan karena yaaa, saya bukan orang yang ahli di bidang fotografi, hehehe. Sampai ketemu di artikel berikutnya ya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Comments
Post a Comment